Bahan Bakar Hidrogen

IPTEK

Jepang dan Mobil Ramah Lingkungan

Rabu, 25 Juni 2008 | 01:55 WIB

Oleh NINOK LEKSONO

“Ini (mobil berbahan bakar hidrogen) teknologi yang harus dimiliki untuk masa depan Bumi.” (Presiden Honda Takeo Fukui, NYT, 17/6/2008)

Dalam hal menerapkan teknologi, Jepang tampaknya masih memperlihatkan keunggulan. Menyangkut kendaraan hemat bahan bakar, juga kendaraan dengan bahan bakar baru yang ramah lingkungan, yang lain masih banyak coba-coba dan janji-janji, tetapi Jepang sudah mewujudkannya dalam mobil.

Pengembang blue energy atau brown energy di Indonesia akan terpesona melihat pencapaian perusahaan Jepang, Genepax, yang pertengahan bulan ini memamerkan prototipe kendaraan yang menggunakan sistem bahan bakar air yang disebut Water Energy System (Reuters/ Nikkei Electronics, 13/6).

Kunci pada sistem ini ada pada komponen yang disebut sebagai rakitan elektroda membran atau membrane electrode assembly (MEA) yang mengandung material yang bisa memecah air menjadi hidrogen dan oksigen melalui reaksi kimia. Memang, informasi yang dikeluarkan perusahaan itu tidak lebih jauh lagi karena teknologi ini kini diperebutkan banyak pihak di seluruh dunia. Genepax hanya mengatakan, pihaknya mengadopsi “proses yang sudah dikenal untuk menghasilkan hidrogen dari air dengan MEA”. Sekarang ini sistem Genepax berharga sekitar 2 juta yen atau 18.700 dollar, atau Rp 170 juta, belum termasuk mobilnya. Namun, dikatakan, kalau teknologi ini bisa diproduksi secara massal, harganya bisa diturunkan hingga di bawah 5.000 dollar atau sekitar Rp 45 juta saja.

Di Osaka Assembly Hall Jepang 12 Juni 2008, Genepax menegaskan bahwa sistem bisa membangkitkan tenaga hanya dengan memberinya air dan udara.

Mekanisme dasar pembangkitan tenaga sistem Genepax ini serupa dengan sel bahan bakar normal, yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar. Dari apa yang disampaikan Hirasawa Kiyoshi, Presiden Genepax, orang menduga bahwa proses menghasilkan hidrogen melalui MEA diperkirakan serupa dengan mekanisme menghasilkan hidrogen dengan reaksi hidrida logam dan air. Namun, dibandingkan dengan metode yang ada sekarang ini, proses baru Genepax bisa menghasilkan hidrogen dari air untuk jangka lama.

Dengan proses baru ini, sel hanya membutuhkan air dan udara, menghilangkan kebutuhan akan pembentuk (reformer) hidrogen dan tangki hidrogen tekanan tinggi. Lebih jauh lagi, MEA tidak membutuhkan katalis khusus, dan jumlah logam jarang seperti platinum yang dibutuhkan hampir sama dengan sistem yang ada sekarang.

Tidak seperti Direct Methanol Fuel Cell (DMFC) yang menggunakan metanol sebagai bahan bakar, sistem Genepax tidak memancarkan gas karbon dioksida (CO2). Karena prototipe ini baru berumur setahun lebih sedikit, perusahaan masih mengumpulkan data untuk menguji kala hidupnya.

Emisi nol

Selang empat hari setelah pengumuman karya Genepax, produsen mobil Jepang lainnya, Honda, 16 Juni lalu, mengumumkan, pihaknya telah memproduksi mobil berbahan bakar hidrogen yang memancarkan emisi nol. Mobil langsung dikirim ke California Selatan, di mana Hollywood sudah sangat mendambakan kendaraan yang ramah lingkungan atau yang juga dikenal dengan istilah green motoring (AP, 16/6; NYT/17/6, IHT, 18/6)

Mobil tipe FCX Clarity yang bisa melaju dengan bahan bakar hidrogen dan listrik ini hanya mengemisi air. Mobil ini juga dari sisi energi dua kali lebih efisien dibandingkan dengan hibrida bensin-listrik dan tiga kali dibandingkan mobil bertenaga bensin standar.

Produsen mobil ketiga terbesar Jepang ini berharap bisa menyewakan beberapa lusin mobil baru ini pada tahun 2008 dan sekitar 200 unit dalam tiga tahun ke depan. Di California, tarif sewa untuk masa tiga tahun adalah 600 dollar AS per bulan, termasuk untuk pemeliharaan dan jaminan kalau terjadi tabrakan. Di antara pemakai pertama mobil ini adalah aktris Jamie Lee Curtis dan Laura Harris.

FCX Clarity merupakan perbaikan atas kendaraan dengan sel bahan bakar terdahulu, FCX, yang dibuat tahun 2005.

Mobil FCX Clarity punya jelajah sekitar 530 km, dengan konsumsi hidrogen setara hampir 22 km per liter. Kecepatan kendaraan seberat 1.600 kg ini bisa mencapai 160 km per jam.

Kendala terbesar bagi penyebaran kendaraan dengan sel bahan bakar ini adalah harga dan problem stasiun bahan bakar hidrogen. Untuk peluncuran Clarity di California, Honda sudah menerima 50.000 lamaran melalui website-nya, tetapi yang bisa dipertimbangkan hanya mereka yang tinggal di dekat stasiun-stasiun hidrogen.

Gubernur California Arnold Schwarzenegger sudah menyerukan pembangunan jaringan stasiun hidrogen di seluruh negara bagian, tetapi sebegitu jauh kemajuannya masih lamban.

Perlu tekad

Di sini, inisiatif energi biru atau energi coklat menjadi wacana seru dan di sana-sini diwarnai perdebatan, bahkan kontroversi. Jelas bahwa introduksi teknologi baru perlu diaudit atau diuji kesahihan ilmiahnya karena inilah cara untuk mendapatkan pengakuan atau paten.

Namun, ide untuk berinovasi dan menghasilkan terobosan tetap perlu didorong.

Mengingat transportasi merupakan penyumbang gas rumah kaca terbesar, masuk akal kalau sektor ini perlu melakukan upaya ekstra keras untuk menghadirkan alternatif. Kalau memang mungkin menyediakan kendaraan bertenaga non-BBM, dalam hal ini bertenaga listrik atau sel hidrogen, inilah yang semestinya kita tuju.

Dewasa ini produsen utama mobil dunia sudah menanamkan dana besar untuk sel bahan bakar dan kendaraan berbahan bakar alternatif. Pabrikan Jepang sudah memelopori pembuatan mobil jenis ini. Penjualannya ada yang sukses, ada pula yang kurang sukses. Namun, jelas upaya itu dilandasi pertimbangan penyelamatan lingkungan.

Sumber: http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/25/01551221/jepang.dan.mobil.ramah.lingkungan

Yohan Naftali
http://yohanli.com

4 Comments

Cakra

Ayak..Ayak.. Waee

irwan

maaf buat yang ketinggalan kereta , saya sudah merasakan ngiritnya teknologi ini walau tidak harus beli mobilnya orang jepang yang hebat itu !!! cukup mobil lama dengan tambahan alat saja …sudah ngirit 20%. Selepas lebaran saya mau buat lebih ngirit lagi sekitar 40% mungkin hingga 60%%.

Mustahil ???? Ga tuh !

buat yang domisili di semarang dapat menghubungi saya di email saya : irwankurniadi@yahoo.com

makasih

restu

jika pd mobil yg sblumnya berbhan bajar bensin biasa kemudian di buat menjadi berbahan bakar hidrogen, apa ada efek2 yg mungkin terjadi?

Yohan Naftali

kalau pakai bb hidrogen. tentunya pada prinsipnya sama-sama mesin bakar, konfigurasinya berbeda. Dengan hidrogen, pembakaran lebih optimal, lebih bersih, cuma hidrogen saat ini masih sulit didapatkan.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.