IHSG Turun

IHSG terus turun, kita yang tidak berhubungan dengan sektor finansial boleh berharap tidak tekena dampaknya, akan tetapi hal tersebut tidak mudah terjadi, sektor riil mau tak mau juga pasti ikut kena dampaknya. Berikut penjelasannya:

Investasi ada 2
1. Sektor Riil
2. Sektor Keuangan

IHSG -> mewakili sektor keuangan -> naik turunnya mencerminkan perkembangan ekonomi, bisa juga tidak

IHSG -> jual beli pasar saham sekunder.
Logikanya naik turunnya investasi di pasar sekunder tidak mempengaruhi perusahan emiten (penerbit saham) -> tapi sentimen negatif pada IHSG dapat menyedot dana (baik di sektor riil maupun sektor keungan) -> jadinya bila IHSG turun -> sektor riil juga berdampak!

Masalahnya di sini hanyalah karena adanya faktor psikologis belaka, bukan karena IHSG turun -> perusahaan emiten merugi.

Skemanya

IHSG Turun -> Dana dari sektor keuangan dan riil ditarik -> Sektor riil kekurangan dana -> Sektor riil stagnan.

Seharusnya (bila investor rasional)
IHSG Turun -> Dana dari sektor keuangan dialihkan ke sektor riil -> Sektor riil mendapatkan dana -> Sektor riil tumbuh.

Artikel mengenai IHSG:

Selasa, 10 Juni 2008 | 16:05 WIB

JAKARTA,SELASA – Mengikuti mayoritas bursa regional yang berada di zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) terpuruk dibawah 2.400. IHSG Selasa (10/6) sore ditutup terpuruk 36,260 poin (1,50 persen) menjadi 2.373,817

Sementara indeks Kompas100 turun merosot 9,642 poin (1,62 persen) ke 586,542. Kemudian indeks LQ45 berkurang 8,384 poin (1,65 persen) menjadi 499,634. Serta Jakarta Islamic Index (JII) melemah 7,020 poin (1,60 persen) pada 431,266.

Perdagangan hari ini didominasi 158 saham turun dibanding hanya 40 saham naik serta 58 saham stagnan. Volume perdagangan mencapai 3,596 miliar saham dengan nilai Rp 6,701 triliun dari 73.983 kali transaksi. Sektor pertambangan yang diperkirakan akan menjadi penyokong justru menjadi penyumbang negatifnya indeks.

Saham-saham yang turun antara lain Timah (TINS) turun Rp 350 ke Rp 34.000. Medco (MEDC) turun Rp 350 ke Rp 5.250. Bumi REsource (BUMI) turun Rp 300 ke Rp 8.150. Antam (ANTM) turun Rp 100 ke Rp 3.075. Batubara Bukit Asam (PTBA) turun Rp 500 ke Rp 15.100. Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp 750 ke Rp 33.300. Bank BRI (BBRI) turun Rp 250 ke Rp 5.100. Bank BCA (BBCA) turun Rp 25 ke Rp 2.67.0 London Sumatra (LSIP) turun Rp 250 ke Rp 9.500. Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp 750 ke Rp 24.850.

Sedang saham-saham yang bertahan di zona hijau antara lain, Indosat (ISAT) naik RP 1.000 ke Rp 6.550. Telkom (TLKM) naik Rp 50 ke Rp 7.950.

Sementara mayoritas regional dengan dipimpin indeks Hang Seng terpuruk di zona merah. Indeks Hang Seng, Hong Kong anjlok 1.026,66 poin ((4,21 persen) ke 23.531,93. Kemudian di Singapura Straits Times Index (STI) turun 46,09 poin (1,49 persen) ke posisi 3.003,93.

Hal serupa juga menimpa saham-saham di Jepang, dengan indeks Nikkei225 merosot 160,2 poin (1,13 persen) ke posisi 14,021,17. Indeks Kospi Korea Selatan berkurang 34,58 poin (1,91 persen) pada 1.774,38. Serta indeks All Ordinaries Australia yang merosot 146,90 poin (2,58 persen) ke 5.544,30.

EDJ

Terimbas Regional, IHSG Turun 13 Poin

Selasa, 10 Juni 2008 | 12:28 WIB

JAKARTA,SELASA – Terimbas regional, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) sesi Selasa (10/6) pagi ditutup turun 13,126 poin (0,54 persen) ke posisi 2.396,951.

Sedang indeks Kompas100 berkurang 3,409 poin (0,57 persen) ke 592,775. Kemudian indeks LQ45 melemah 2,374 poin (0,47 persen) menjadi 505,644. Sementara Jakarta Islamic Index (JII) berhasi naik tipis 0,070 poin (0,02 persen) pada 438,356.

Perdagangan didominasi 124 saham turun dibanding 33 saham naik serta 57 saham stagnan. VOlume perdagangan mencapai 1,461 miliar saham dengan nilai Rp 3,244 triliun dari 36.612 kali transaksi.

saham-saham yang turun antara lain Timah (TINS) turun Rp 300 ke Rp 34.050. Medco (MEDC) turun Rp 250 ke Rp 5.350. Bank BRI (BBRI) turun Rp 250 ke Rp 5.100. Bank BCA (BBCA) turun Rp 100 ke Rp 2.575. London Sumatra (LSIP) turun Rp 50 ke Rp 9.700.

Sedang saham-saham yang menguat antara lain Indosat (ISAT) yang baru diperdagangkan kembali, melesat RP 900 ke Rp 6.550. Telkom (TLKM) naik Rp 50 ke Rp 7.950. Bumi REsource (BUMI) naik Rp 50 ke Rp 8.500. Astra Agro Lestari (AALI) naik Rp 100 ke Rp 25.700.

Sementara mayoritas regional terpuruk di zona merah, seiring kekhawatiran terhadap melonjakany harga minyak mentah serta kekhawatiran terhadap sektor keuangan Amerika Serikat.

Saham-saham di Hong Kong terjun bebas, indeks Hang Seng, Hong Kong anjlok 870,25 poin (3,57 persen) ke 23.531,93. Kemudian di Singapura Straits Times Index (STI) turun 32,13 poin (1,04 persen) ke posisi 3.051,89.

indeks Kospi Korea Selatan yang berkurang 36,63 poin (2,02 persen) pada 1.772,33. Serta indeks All Ordinaries Australia yang merosot 125,000 poin (2,20 persen) ke 5.566,200.

Demikian juga dengan saham-saham di Jepang yang sempat menguat, akhirnya terpuruk 151,73 poin (1,07 persen) ke posisi 14,029,65.

EDJ

Sumber: Kompas

Yohan Naftali
http://yohanli.com

13 Comments

virtue

artikel yg bagus :)

Yohan Naftali

IHSG Terpuruk, Turun 24 Poin (dari Kompas Juga)
RABU, 25 JUNI 2008 | 16:12 WIB
JAKARTA,RABU – Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin terpuruk mengikuti Wall Street di zona merah, sementara mayoritas bursa regional berhasil bangkit dengan berada di area positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu (25/6) sore ditutup turun 24,016 poin (1,02 persen) ke posisi 2.341,362.

Demikian juga indeks Kompas100, melemah 5,592 poin (0,97 persen) menjadi 580,037. Kemudian indeks LQ45 turun 4,638 poin (0,93 persen) pada 494,474. Serta Jakarta islamic Index berkurang 7,323 poin (1,66 persen) ke 433,552.

Perdagangan hari ini didominasi 132 saham turun dibanding 55 saham naik serta 84 saham stagnan. Volume perdagangan mencapai 1,884 miliar saham dengan nilai Rp 2,656 triliun dari 41.027 kali transaksi.

Pelaku pasar masih menanti kebijakan bank sentral AS, the Federal Reserve yang masih melakukan pertemuan. Rwncananya Rabu ini teh Fed akan mengumumkan mengenai suku bunga acuannya.

Saham Astra Agro Lestari (AALI) memimpin pelemahan indeks, dengan turun Rp 1.850 ke Rp 27.900.

Yohan Naftali

Prediksi IHSG selasa 1 july 2008
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=36397677#post36397677
Posted by: Anton Halim
On: 30-06-2008 09:47 PM

IHSG berpuluang menguat dengan asumsi pengumuman tentang Suku bunga Indonesia (SBI) rate ditetapkan sebesar 8,50% pada siang hari.
Pasar akan mencoba menembus batas 2.353 sebagai batas Resistent yang baru. Dengan batas-batas Resistent 1 di 2.406,66, resistent 2 di 2.464,33 dan batas resistent 3 di 2509,66. Dan batas Support 1 di 2.303,66, Support 2 di 2258,33 dan batas support 3 di 2200,66.
Para investor masih tidak terlalu berani masuk pasar disebabkan ada 2 masalah di indonesia : SBI (Tanggal 1 juli 2008) dam Inflasi (tanggal 3 juli 2008), serta harga minyak terus menyentuh levelnya yang tertingginya lagi.
Dari segi Fibonanci Preogression trading range IHSG di level 50% berada di level 2.335 – 2.370.
Bollinger Band kemarin terjadi reversal (pembalikan trend), targetnya menuju 2.364.
Mass Index mulai melemah.
Fast Stockhastic dan Wiliams %R pasar mulai ada penguatan sedikit demi sedikit.
Slow Stockhastic Pasar staknan.
MACD mulai terjadi pelemahan tetapi rasionya kecil.
Volume ini merupakan volume yang terkesih semenjak dari bulan april sampai sekarang.
OBV stagnan tetapi sedikit mengalami penguatan.
Pada penutupan kemarin Top Volume BNII (465), Top Value BUMI (8200) dan Top Freq YPAS (620).

Komodity :
Copper 8.675
Nikkel 21.550
Tin 23.340
GOLD 31,9
Oil 142,24
************

Yohan Naftali

IHSG Lunglai

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/27/10502691/ihsg.lunglai

Senin, 27 Oktober 2008 | 10:50 WIB

JAKARTA, SENIN – Bursa saham Tanah Air dibuka lunglai, jatuh enam persen pada Senin (27/10) pagi gara-gara pelemahan nilai tukar rupiah dan gelombang kekhawatiran terhadap pelemahan ekonomi dunia.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 70,17 poin di posisi 1.169,53. Sementara, beberapa saham favorit macam Telkom melorot 9,3 persen ke Rp5.350 per lembar. Lalu, saham Bank Mandiri drop 9,5 persen ke posisi Rp1.340 per lembar. Selanjutnya, saham Bank Rakyat Indonesia (BRI) menduduki angka Rp2.950 atau turun 9,9 persen.

Yohan Naftali

Senin, 27 Oktober 2008 | 16:55 WIB

IHSG di Level Terendah, Harga Saham Terseok Payah

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/27/16554726/ihsg.di.level.terendah.harga.saham.terseok.payah

JAKARTA, SENIN – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Senin (27/10), kembali terpuruk dan berada di level terendah sejak awal 2006. IHSG BEI ditutup melemah 78,455 poin atau 6,30 persen menjadi 1.166,409. Ini merupakan level terendah sejak penutupan 3 Januari 2006 di 1.170,089 atau turun jauh dari level tertinggi yang pernah dicapai 2.830,262 pada 9 Januari 2008.

Sedangkan indeks LQ45 terkoreksi 16,709 poin atau 7,12 persen ke posisi 217,824, yang merupakan level terendah sejak pertengahan 2005.

Penurunan indeks BEI dipimpin turunnya beberapa saham-saham unggulan. Di antaranya, Antam yang terkoreksi Rp90 menjadi Rp850, Bank BRI turun Rp325 ke posisi Rp2.950, Telkom anjlok Rp550 ke level Rp5.350, Gas Negara negatif Rp130 ke Rp1.220, Tambang Batu Bara Bukit Asam terkikis Rp450 ke harga Rp4.150, Bank Mandiri melemah Rp140 ke Rp1.340, Astra Internasional turun Rp900 ke level Rp8.100, dan Bank BCA terjun Rp225 menjadi Rp2.200.

Yohan Naftali

IHSG Masih Melorot

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/28/09443089/ihsg.masih.melorot

Selasa, 28 Oktober 2008 | 09:44 WIB

JAKARTA,RABU – Indeks Harga Saham Gabungan Selasa (28/10) pagi langsung melorot 5,35 persen, mengikuti pelemahan yang terjadi di bursa global seiring kekhawatiran akan dampak resesi global.

IHSG turun 62,357 poin ke posisi 1.104,052. Sektor infrastruktur yang turun 7,79 persen dan sektor miscellaneous industry yang melemah 6,61 persen menjadi pemimpin pelemahan indeks.

Sementara indeks Kompas100 turun 7,35 persen pada 255,235. Kemudian indeks LQ45 melemah 6,93 persen ke 202,731. Serta Jakarta Islamic Index berkurang 5,89 persen menjadi 169,474.

Menurut Analis Riset Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, ambruknya nilai tukar rupiah juga menambah daftar sentimen negatif bagi pergerakan IHSG dalam beberapa waktu mendatang.

EDJ

Yohan Naftali

Pekan Ini PPA dan PIP Borong Saham BUMN

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/28/0858460/pekan.ini.ppa.dan.pip.borong.saham.bumn

Selasa, 28 Oktober 2008 | 08:58 WIB

JAKARTA,SELASA – Rencana pemerintah untuk menambah koleksi saham di sejumlah bank BUMN makin mendekati kenyataan. Pemerintah bakal menambah kepemilikan saham lewat program buy back saham BUMN.

Kalau tak ada aral, dalam pekan ini pemerintah mulai memborong saham bank BUMN yang harganya tengah jatuh. Duit yang disiapkan untuk melakukan pembelian saham bank BUMN mencapai Rp 4 triliun.

Sumber dana berasal dari brankas PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebesar Rp 1,5 triliun, serta dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Rp 2,5 triliun.

Direktur PIP Langgeng Subur mengatakan, akhir pekan lalu PIP sudah menunjuk perusahaan sekuritas sebagai pelaksana pembelian saham bank BUMN di pasar. Perusahaan sekuritas yang dimaksud adalah PT Danareksa Securities. Danareksa berhasil menyingkirkan tiga kandidat lain, yakni Bahana Securities, Mandiri Sekuritas, dan BNI Sekuritas.

Danareksa Securities kini mengkaji saham bank BUMN mana saja yang layak untuk dibeli oleh PIP. Langgeng memastikan, PIP sendiri sudah memiliki daftar saham bank BUMN yang akan dibeli.

Hanya saja, Langgeng masih merahasiakan saham emiten BUMN yang menjadi incaran PIP. “Kalau saya membeberkan namanya, saya khawatir bisa memperburuk kondisi pasar. Jadi, tunggu saja,” kilahnya.

Walau masih menunggu pertimbangan dari Danareksa Securities, Langgeng memastikan PIP akan mulai memborong saham BUMN pekan ini juga.

Langgeng menyebutkan, PIP tak akan sekaligus membelanjakan duit Rp 2,5 triliun untuk membeli saham bank BUMN. Pembelian akan dilakukan bertahap. “Dalam pembelian tahap awal, nilainya mungkin Rp 100 miliar dulu. Nilai pembelian bisa tetap atau naik di tahap berikutnya. Itu tergantung penilaian Danareksa Securities selaku penasihat kami,” terangnya. (Nur Hidayat)

Yohan Naftali

Waduh, Rupiah Lewati Rp 11.000

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/28/09560762/waduh.rupiah.lewati.rp.11.000

Selasa, 28 Oktober 2008 | 09:56 WIB

JAKARTA, SELASA — Rupiah, Selasa (28/10) pagi, langsung melorot menembus level Rp 11.000 per dollar AS. Rupiah saat ini berada di posisi Rp 11.500 per dollar AS.

Salah satu faktor menurunnya rupiah, menurut Dealer Valas Bank Century, Frans Darwin Sinurat, seperti dikutip Kontan karena melemahnya mata uang negara lain terhadap dollar AS dan yen Jepang. “Kedua mata uang itu dianggap sebagai tempat paling aman (safe haven). Ini membuat mata uang negara lain tertekan,” katanya.

Selain itu, penguatan ini tak lepas dari berakhirnya aksi carry trade. Investor yang dulu meminjam uang yen dan berinvestasi di ases-set negara kini berbalik melempas investasi mereka dan memburu yen untuk membayar utangnya. Ini juga membuat aksi jual rupiah di dalam negeri semakin besar,” ujarnya.

Kemarin Bank Indonesia dikabarkan mengguyur pasar sekitar 100 juta dollar AS untuk menahan rupiah dari kemorosotan yang lebih dalam.

EDJ

Yohan Naftali

Rupiah Terimbas Mata Uang Dominan

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/28/07495442/rupiah.terimbas.mata.uang.dominan

Selasa, 28 Oktober 2008 | 07:49 WIB

JAKARTA, SELASA – Nilai tukar rupiah terus tertekan dan menyentuh level Rp 10,315 per dollar AS, terburuk dalam tiga tahun terakhir. Pelemahan rupiah karena terimbas fluktuasi mata uang dominan dunia. Namun, rupiah dinilai masih memiliki fondasi yang kuat.

Kurs tengah rupiah Bank Indonesia, Senin (27/10), berada di level Rp 10.315 per dollar AS, melemah 352 poin dibanding posisi akhir pekan lalu. Posisi itu hampir mendekati level Rp 10.800 per dollar AS yang terjadi pada 30 Agustus 2005.

Berdasarkan data Stockwatch pada pukul 20.30 WIB, rupiah di pasar spot antarbank bahkan telah berada di posisi Rp 11.050 per dollar AS.

Dibandingkan kurs di awal tahun pada posisi Rp 9.153 per dollar AS, rupiah telah melemah sekitar 12,7 persen. Namun secara rata-rata sepanjang tahun, depresiasi rupiah hanya sekitar tiga persen. Secara signifikan, tren pelemahan rupiah mulai terjadi awal September 2008.

Nilai tukar mata uang bersama Eropa, euro turun ke posisi 1,24 dollar AS. Mata uang sejumlah negara Asia juga berguruan, seperti peso Filipina, dollar Singapura, won Korea Selatan, dollar Taiwan, baht Thailand terhadap dollar AS.

Direktur Treasuri dan Internasional BNI Bien Subiantoro menjelaskan, kendati terus melemah, rupiah sejatinya masih ditopang fundamental yang kuat, baik dari sisi cadangan devisa, likuiditas perbankan, maupun jumlah utang luar negeri. Artinya, kejatuhan rupiah yang amat drastis pada krisis 1997, kecil kemungkinan terjadi saat ini.

Pengamat perbankan Mirza Adityaswara mengatakan, pelemahan rupiah secara terukur justru membawa sejumlah manfaat bagi perekonomian domestik. Pelemahan rupiah yang terkendali akan menolong eksportir yang terimbas resesi global. Kondisi itu juga akan menekan impor sehingga surplus devisa neraca perdagangan terjaga.

Impor yang menurun selanjutnya akan mengurangi tekanan inflasi yang berasal dari barang impor (imported inflation). Jika inflasi turun, Bank Indonesia tentu tak perlu lagi menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate yang kini berada di level 9,5 persen.

Suku bunga kredit yang murah amat diperlukan agar sektor riil tak kehilangan daya saing.

Ekonom Imam Sugema mengatakan, pelemahan kurs rupiah tak bisa dihindari mengingat institusi keuangan dan nonkeuangan di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang merugi akibat subprime mortgage cenderung menarik modalnya di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Dana tersebut dipakai untuk menutup kerugian dan mempertahankan operasional perusahaan induk.

Iman mengatakan, langkah bank-bank sentral menggelontorkan likuiditas ke pasar membuat posisi mata uang rentan berfluktuasi. Pelonggaran likuiditas rupiah dan valas oleh BI sedikit banyak juga membuat fluktuasi kurs agak liar.

Intervensi nilai tukar yang dilakukan BI hanya untuk menjaga agar fluktuasi harian kurs rupiah tidak terlalu tajam. Berdasarkan laporan Citigroup, untuk intervensi rupiah, cadangan devisa BI telah tergerus sekitar 4,1 miliar dollar AS hanya dalam satu pekan yakni 7 – 15 Oktober 2008.

Dalam periode yang sama kepemilikan investor asing pada Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Negara turun 2,1 miliar dollar AS. Ini antara lain indikasi penarikan investasi asing aset berdenominasi rupiah.

Bersama

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Departemen Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan, dalam penyehatan kembali nilai tukar, Indonesia sangat menggantungkan diri pada hasil kesepakatan regional, antara lain dalam forum ASEAN plus 3. Penguatan rupiah tidak bisa dilakukan sendiri oleh Indonesia secara individu, melainkan harus ada solusi global atau regional.

“Sentimen global ini tidak bisa ditahan secara individu. Fokus kami sekarang adalah mencari solusi regional melalui ASEAN plus 3. Semua negara mengalami koreksi mata uangnya,” ujarnya.

Ketua Komite Tetap Fiskal dan Moneter Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Bambang Soesatyo mengatakan, pemerintah sebaiknya memberikan perlakuan yang sama pada seluruh perusahaan yang menempatkan valuta asing hasil ekspornya di dalam negeri. Sebelumnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diperintahkan menarik dananya dari luar negeri ke perbankan nasional, dan akan mendapatkan perlakuan istimewa. (OIN/FAJ/JOE)

Yohan Naftali

Presiden: Jangan Panik Hadapi Gejolak Rupiah

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/26/18520121/presiden.jangan.panik.hadapi.gejolak.rupiah

Minggu, 26 Oktober 2008 | 18:52 WIB

BEIJING, MINGGU – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan masyarakat tidak perlu panik dan terpengaruh yang negatif dalam menyikapi melemahnya rupiah terhadap dollar AS terkait dengan krisis keuangan global yang saat ini sedang terjadi.

“Masyarakat tidak perlu terpengaruh yang tidak-tidak, tidak perlu panik dan tidak perlu memborong barang yang justru membuat susah perekonomian nasional,” kata Presiden saat konferensi pers ketika menyampaikan hasil KTT Pertemuan Asia-Eropa (ASEM) ke-7, di Beijing, Sabtu (25/10).

Hadir dalam jumpa pers tersebut Menkopolhukam Widodo AS, Sekab Sudi Silalahi, Menlu Hassan Wirajuda, Mendag Mari Elka Pangestu, Menkes Siti Fadilla Supari, Meneg LH Rachmat Witoelar, serta Meneg BUMN Sofyan Djalil.

Menurut Presiden, masyarakat hendaknya bersikap realistis dan berkepala dingin dalam menyikapi melemahnya nila tukar rupiah terhadap dollar AS, mengingat pemerintah selalu mengikuti situasi kondisi perekonomian dan keuangan nasional serta dunia.

“Mari kita kelola secara bersama-sama. Kalau masyarakat kurang jelas silahkan tanya pada Bank Indonesia dan pihak terkait lainnya, sehingga masyarakat tahu kondisi sesungguhnya. Pemerintah akan transparan untuk itu,” kata Presiden.

Menanggapi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, Presiden menegaskan bahwa dirinya tidak bisa menanggapi gejolak pasar setiap hari. “Saya tidak bisa mengambil keputusan pada hari ini ketika terjadi gejolak pasar uang, kita perhatikan situasi terakhir dalam enam bulan terakhir,” kata Presiden.

Meskipun demikian, kata Presiden, dirinya telah berpesan kepada Gubernur Bank Indonesia untuk selalu memantau dan mengambil langkah-langkah seperlunya dalam menghadapi gejolak rupiah terhadap dollar AS.

Pemerintah, katanya, perlu sangat hati-hati dalam menyikapi kondisi pelemahan dan penguatan rupiah terhadap dollar, khususnya jika dikaitkan dengan sektor ekspor dan impor. “Namun yang pasti pemerintah akan melakukan sesuatu sesuai dengan jangkauan yang kita miliki dan masyarakat sekali lagi hendaknya tidak perlu terpengaruh,” kata Presiden.

EDJ
Sumber : Ant

Yohan Naftali

Rupiah Anjlok karena Pasokan Dollar AS Turun

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/28/10390285/rupiah.anjlok.karena.pasokan.dollar.as.turun

Selasa, 28 Oktober 2008 | 10:39 WIB

JAKARTA, SELASA – Pagi ini, Selasa (28/10) nilai tukar rupiah terhadap dollar anjlok hingga Rp 11.700. Hal tersebut ditengarai karena berkurangnya pasokan dollar di dalam negeri karena permintaan yang meningkat.

Menurut Analis Keuangan Reliance Securitas Andrew Siahaan, naiknya permintaan dollar disebabkan karena tingkat kepercayaan masyarakat terhadap dollar lebih besar dibandingkan rupiah.”Mereka lebih memilih dollar dibanding rupiah. Kepercayaan terhadap dollar lebih besar,” kata Andrew, Jakarta, Selasa (28/10).

Selain itu, Andrew menilai. turunnya tingkat blikuiditas dalam negeri juga menjadi salah satu faktor yang memicu melemahnya rupiah. “Kondisi kita lagi menurun. Likuiditas bank juga turun,” tuturnya.Andrew memperkirakan nilai rupiah akan terus melemah sepanjang hari ini karena kondisi perbankan yang labil.

ANI

M03na

Bagaimana kondisi ekonomi indonesia kaitannya dengan valuta asing yang membuat kurs mata uang rupiah melemah

Yohan Naftali

Secara teori, pada kondisi negara yang menganut kurs fleksibel, penurunan mata uang cenderung menurunkan konsumsi barang import, dan seharusnya meningkatkan ekspor. Sehingga dengan penurunan kurs akan menggeser kurva neraca pembayaran menjadi positif, pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan nasional (baca juga kurva is-lm pada tulisan saya). Akan tetapi pada kenyataannya, begitu mata uang turun, terjadi rush yang menyebabkan mata uang semakin terpuruk, paranhnya lagi, bi mengambil kebijakan meningkatkan suku bunga (dengan asumsi peningkatan suku bunga dapat “attract” rupiah), dampaknya perekonomian menjadi memperketat pengeluaran, sehingga pada akhirnya menurunkan pendapatan nasional!
Jadi kalau dengan turunnya mata uang, menyebabkan perekonomian tidak kondusif, ulah siapa ini…

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.